Vihara
Buddha Diepa: Menyambut Hari Trisuci Waisak 2562 BE/2018
Namo
Buddhaya,
Hari
Waisak atau Waisaka merupakan hari suci agama Buddha yang dirayakan dalam bulan
Mei pada waktu terang bulan(purnama sidhi) untuk memperingati tiga peristiwa
penting, yaitu:
1. Lahirnya Pangeran Siddharta di Taman Lumbini pada tahun 623 SM.
2. Pangeran Siddharta mencapai penerangan agung dan menjadi Buddha di Bodha-Gaya pada usia 35 tahun(588 SM).
3. Buddha Gautama Parinibbana di Kusinara pada usia 80 tahun(543 SM).
1. Lahirnya Pangeran Siddharta di Taman Lumbini pada tahun 623 SM.
2. Pangeran Siddharta mencapai penerangan agung dan menjadi Buddha di Bodha-Gaya pada usia 35 tahun(588 SM).
3. Buddha Gautama Parinibbana di Kusinara pada usia 80 tahun(543 SM).
Menjelang Hari Raya Waisak, umat
Buddha di Vihara Buddha Diepa melakukan serangkaian perayaan, antara lain
Pemandian Rupang Siddharta(浴佛), Tiga Langkah Satu
Namaskara( 三步一拜), Kebaktian Umum
dan Prosesi Lilin.
Pemandian Rupang Siddharta di selenggarakan pada hari Sabtu,
26 Mei 2018 yang bertempat di Vihara Buddha Diepa. Arti dari Pemandian Rupang
Siddharta itu sendiri adalah ritual
memandikan rupang Pangeran Siddharta dengan cara bersikap anjali dan menghormat
kemudian air wangi yang tersedia dituangkan ke sisi kanan atau kiri badan
rupang dengan niat atau pikiran baik. Diharapkan untuk tidak memandikan rupang
dari atas kepala.
Dalam ritual ini,
ada pesan yang dapat kita petik yaitu sungguh
mudah untuk membersihkan kotoran fisik tetapi akan jauh lebih sulit untuk
membersihkan kekotoran batin berupa loba(keserakahan), moha(kebodohan), dan
dosa(kebencian).
Karimun- Hampir 100 umat beragama Buddha mendatangi Vihara Buddha
Diepa untuk mengikuti prosesi Tiga Langkah Satu Namaskara atau yang biasa
dikenal dengan nama San Bu Yi Bai(三步一拜)pada hari
Minggu(27 Mei 2018) yang dipimpin oleh Sek Da He Fa se(䆁大和法师).Prosesi ini memiliki makna
pertobatan dan penghormatan kepada Buddha. Prosesi ini dimulai pukul 19.30
waktu Indonesia bagian barat. Sebelum memulai prosesi, Sek
Da He Fa se(䆁大和法师) memberikan contoh dimulai dengan
berjalan tiga langkah bertelanjang kaki sambil bersikap anjali diiringi dengan
dilantunkan syair Na Mo dan mulai berjalan pada syair Ben Shi Si Jia Mo Ni dan kemudian pada syair
Fo, umat bersikap namaskara dengan lima titik menyentuh lantai. Umat Buddha
mengulangi proses tersebut mengelilingi Vihara secara berkelompok bergiliran
melakukan prosesi tersebut hingga selesai. Prosesi tersebut diakhiri dengan
membacakan doa didalam Gedung Lansia Vihara Buddha Diepa.
Pmvbd.com – Selasa(29 Mei 2018), Kebaktian umum dimulai pada
pukul 09.00 WIB. Seperti pada umumnya, kebaktian dimulai dan diakhiri dengan
memanjatkan paritta namaskara gatha. Setelah bermeditasi, adapula sesi
dhammadesana yang dibabarkan oleh Bapak Mufandi, S.Ag. Menurut Pak Mufandi,
Berbuat baik sangatlah mudah bisa dimulai dari hal yang sederhana seperti
membuang sampah pada tempatnya. Beliau juga mengingatkan bahwa ajaran sang
Buddha tidak hanya dihapal secara teori tetapi harus dipratekkan juga dalam kehidupan
sehari-hari. Ada sebuah pesan yang dapat kita ambil dan praktekkan dari Bapak
Mufandi, yaitu Dengan adanya Hiri dan Ottapa maka dunia akan tentram dan damai.
Maka dari itu perbanyaklah perbuatan baik, kurangilah perbuatan jahat dan
kemudian sucikan hati dan pikiran. Terima kasih kepada Bapak
Mufandi atas pesan yang telah ia berikan. Anumodana.
Sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Acara menyambut dan merayakan trisuci
waisak di Vihara Budda Diepa dengan prosesi lilin sudah menjadi hal yang wajib
dilakukan pada setiap tahunnya. Prosesi lilin ini akan dibagikan kepada semua
umat yang hadir oleh muda-mudi Vihara Buddha Diepa itu sendiri. Setelah
dibagikan, seluruh lampu dipadamkan, lilin tersebut dinyalakan dan kemudian
umat memulai prosesi dengan membacakan doa terlebih dahulu. Doa ini di pimpin
oleh YM. Bhikkhu Thirasobhano beserta panitia pengurus vihara. Setelah itu,
umat akan mengelilingi vihara sebanyak tiga kali putaran dengan suasana yang
sunyi dan hanya diiringi oleh syair na mo ben shi shi jia mo ni fo secara
berulang-ulang hingga prosesi lilin ini berakhir.
Semoga semua makhluk berbahagia dalam dhamma. Semoga semua
makhluk hidup baik yang tampak atau tidak tampak berbahagia dan selalu
memperoleh kebahagiaan.
Sabbe satta bhavantu sukhitatta.
Credit: @budimanawie @limtanglie @cekinggo
Sumber:
Spiritualuniversal.blogspot.com
Viharabuddhasena.wordpress.com
0 comments: